oleh: H.Asrul Hoesein
(Pemerhati Sampah
dan Lingkungan Indonesia)
GeRAK — Salah satu slogan
"JokowiJKAdalah Kita" saat Pilpres 2014 yang lalu oleh pasangan
Jokowi-JK sepertinya akan berkelanjutan (sustainable) dan akan dibuktikan
dilapangan, bahwa Jokowi dan JK tidak terpisah atau tidak ada jarak dengan
rakyat (Baca; Kita). Karena Jokowi akan melakukan sebuah terobosan baru dalam
berkomunikasi dengan rakyat yaitu dengan cara blusukan secara virtual.
Sistem atau
cara blusukan ini sebenarnya bukan hal baru, cara blusukan ini sudah
dilaksanakan sejak pemerintahan zaman Nabi Muhammad SAW, dilanjutkan para
Khalifah-Khalifah dan seterusnya serta banyak presiden di dunia melakukan hal
ini, antara lain Presiden Barack Hussein Obama, Presiden Iran Ahmadinejad, dll.
Presiden terpilih Joko Widodo memang ahlinya pula blusukan, karena disamping
blusukan offline atau tematik juga saat ini berencana akan melakukan
blusukan online atau virtual atau elektronik blusukan (e-Blusukan). Dengan
kondisi ke depan, tentunya dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sebagai
presiden sangat menyadari diri sebagai manusia biasa, bahwa ia memiliki
berbagai keterbatasan untuk blusukan tematik ke semua daerah atau wilayah di
Indonesia dan juga sedikit terkendala dengan berbagai keterikatan protokoler
kepresidenan yang tentu harus disadari bersama. Dengan begitu, ia melakukan
terobosan dengan blusukan menggunakan internet dibantu tentunya dengan tim
relawan di media. atau tim kerja kepresidenan ke depan.
Dalam
mencapai pemantauan di 34 Provinsi dan 496 Kab/Kota di Indonesia, tentu sebagai
presiden yang kerjanya cukup padat, sangat tidak memungkinkan blusukan tematik
sebagaimana yang dilaksanakan di Solo saat sebagai Walikota Solo dan di Jakarta
saat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Disaksikan bersama bahwa hampir setiap
harinya Jokowi sebagai walikota dan gubernur melakukan blusukan, Jokowi dalam
bekerja hanya membutuhkan waktu setidaknya 2 jam untuk di kantornya, selebihnya
bekerja di lapangan. Tamu rata-rata diterima dalam perjalanan blusukan.
Media Online
Perlu Berbenah.
Disamping
sebagai masyarakat dan pula insan pers Indonesia dan terkhusus lagi pengelola
media online diharap masukan (kritik dan saran) yang profesional dan
proporsional agar perjalanan pembangunan di Indonesia dapat mencapai tujuan dan
termonitor sesuai dengan harapan bersama. Untuk tercapai ini semua, semua
komponen perlu meningkatkan kapasitas diri dan lembaga/institusi yang lebih
fokus dan berintegritas (bermoral). Mari kita memanfaatkan ruang dan waktu ini
untuk berkomunikasi dengan Presiden atau Wakil Presiden ke depan. Mari
pengelola media online juga berbenah diri, seiring rencana Jokowi akan
melakukan Blusukan Virtual alias Elektronik Blusukan (e-Blusukan). Dimana media
online/offline sebagai jembatan atau lalu-lintas informasi antar stakeholder
yang ada. Ini merupakan "Gaya Baru" kepemimpinan di Indonesia yang
sedapatnya dimanfaatkan dengan baik oleh insan pers dan rakyat Indonesia secara
umum.
Tim Jokowi
dalam e-Blusukan atau blusukan virtual akan memanfaatkan 330 media online
sebagai sumber informasi. Setiap isu yang akan dijadikan fokus digali
informasinya dari media online tersebut dan informasi yang beredar di media
sosial. Dalam operasionalnya, blusukan virtual akan dibantu oleh tim relawan
media sosial. Dalam impelemtasi e-blusukan Jokowi, nanti para
netizen akan membantu Jokowi untuk menjelaskan program kerjanya pada pengguna
media sosial seperti Facebook, Twitter maupun jejaring sosial lainnya. Dan
dalam prakteknya nanti, bisa saja dikembangkan dalam bentuk pertemuan offline
atau kopi darat untuk pemantapan yang lebih mendalam, termasuk bila ada ide-ide
menarik dari masyarakat untuk dikembangkan di Indonesia. Termasuk juga Jokowi
akan dibantu oleh Relawan media sosial yang berasal dari berbagai komunitas
yang telah membantu Jokowi-JK sejak masa kampanye Pemilu Presiden 2014 dan/atau
pada saat kampanye Pilgub. DKI Jakarta.
Jokowi
melakukan blusukan tematik dengan terjun ke lapangan secara langsung. Blusukan
virtual menjadi terobosan baru Jokowi, sedangkan blusukan tematik dalam
kapasitas sebagai Gubernur DKI Jakarta, rencananya hanya dilakukan sampai
Jokowi dilantik sebagai presiden pada 20 Oktober 2014 nanti. Jokowi
menjelaskan, blusukan virtual yang disebutnya sebagai e-blusukan ini juga
dilakukan untuk mempercepat penguasaan masalah dan menentukan solusinya. Ia
berharap terobosan ini mampu menciptakan ruang komunikasi yang tak terbatas
dengan masyarakat. Tapi pola e-Blusukan ini masih tahap penggodokan sistemnya.
Dengan pola
baru Blusukan Virtual Jokowi ini, diharapkan masyarakat khususnya para PNS,
Pengusaha, LSM/NGO, Pers (semua stackholder pembangunan), agar bekerja lebih
baik dan bertanggungjawab, jangan neko-neko lagi, karena risikonya sangat besar
bila benar-benar Jokowi dan Jusuf Kalla nantinya sebagai Presiden dan Wakil
Presiden RI memanfaatkan atau memberdayakan informasi masyarakat lewat media
online atau media sosial dengan blusukan virtual, sepertinya informasi akan
kegiatan-kegiatan pembangunan akan dipantau langsung oleh Jokowi-JK melalui
pengawasan melekat dari masyarakat, tidak tersekat lagi antara rakyat dan
pemimpinnya (Baca: Presiden/Wakil Presiden). Masyarakat bisa berkontraksi
langsung. Namun masyarakat pula harus memberi informasi dengan jelas dan sesuai
fakta serta beretika, artinya bebas tapi bertanggungjawab, bukan tanggung
menjawab. Salut kepada Jokowi dan Jusuf Kalla yang benar-benar akan mendekatkan
diri dengan rakyat yang dipimpinnya. #JokowiJKAdalahKita (asrul-PPWI).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar